MEGABERITA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan. Dalam data Googel Finance, rupiah masih bertengger di 16.218 per dolar AS pada 19 April 2024 pukul 23.58 UTC. Pelemahan rupiah ini terjadi setidaknya dalam sepekan terakhir.
Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kadin Indonesia, Sarman Simanjorang mengatakan produk berbasis impor akan terkena dampaknya. Alhasil, harga jualnya akan semakin mahal.
“Produk yang selama ini masih tergantung bahan baku impor seperti Farmasi misalnya berpotensi akan naik dan lebih mahal,” kata Sarman kepada Liputan6.com, Sabtu (20/4/2024).
Bukan cuma sektor farmasi seperti obat-obatan, Sarman melihat adanya dampak pada usaha UMKM. Misalnya para pengrajin tempe yang menggunakan kedelai impor sebagai bahan bakunya.
Menurutnya, ada upaya untuk menyesuaikan produksi tempe tadi imbas dari kenaikan bahan baku yang terjadi.
“UMKM pengrajin tempe kita masih tergantung kedelai impor biasanya mereka siasati dari sisi ukuran lebih kecil. Karena kalau harganya naik takut tidak laku,” katanya.
Sarman melihat, melemahnya nilai tukar rupiah ini terdampak dari memanasnya konflik antara Iran dan Israel di Timur Tengah. Alhasil, ada kenaikan harga minyak mentah hingga ke nilai tukar.
“Kami melihat pemerintah Indonesia dan dunia perlu mendorong deeskalasi konflik agar tidak memengaruhi kemampuan pemulihan ekonomi dunia,” pintanya.